Thursday 31 August 2017

Campus Lyfe

Postingan sebelumnya saya sempat menyebutkan bahwa saya telah menyelesaikan skripsi sekaligus menandakan bahwa masa studi saya di salah satu universitas di Bandung Jatinangor telah selesai. Nah, kali ini saya mau menceritakan petualangan saya sebagai mahasiswa sarjana yang tergolong cukup lama.

Satu-satunya foto pribadi depan fakultas. Maapkan kualitasnya seadanya, haha!

Saya mengawali status sebagai mahasiswa tahun 2010. Saya berhasil masuk ke jurusan Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, yang mana saat itu saya sama sekali nggak menargetkan untuk masuk ke dalam universitas tersebut. Kebetulan saya mengikuti seleksi ujian masuk universitas tersebut karena diselenggarakan di sekolah saya dan hasilnya saya lolos. Saya yang belum pernah ke Bandung, excited sekali akan merantau di kota tersebut. Iya, saya pikir saya akan kuliah di Kota Bandung. Ternyata eh ternyata, kampus saya ada di pinggiran kota, tepatnya di Jatinangor. Sempat kecewa saat itu karena perkiraan saya meleset. Saya tidak jadi tinggal di Kota Bandung, haha!

Selama masa awal kuliah, saya rajin sekali. Catatan perkuliahan saya rapi. Mungkin, karena faktor excited jadi anak kuliahan. Saya ingat, saat itu untuk pertama kalinya saya merasakan sebagai mahasiswa yang diberi tugas seabrek dan saya mengerjakannya hingga subuh hingga saya tidur hanya sejam. Padahal itu juga tugas kelompok. Saya juga aktif di kepanitiaan angkatan saat mau mengadakan acara-acara angkatan seperti pekan olahraga angkatan dan makrab. Selanjutnya, saya juga mengikuti kepanitaan ospek dengan mendaftarkan diri di posisi Dewan Keamanan (DK) atau bisa disebut sebagai panitia yang suka marah-marah itu. Kenapa saya memilih kepanitiaan itu? Supaya terlihat galak? Enggak sama sekali. Saya sengaja memilih posisi tersebut untuk menantang diri saya sendiri. Porsi latihan panitia ospek di posisi tersebut tidak mudah. Latihan fisik dan mental jadi satu. Latihan-latihannya diantaranya adalah lari mengelilingi kampus, push upsit upback up, hingga dimarah-marahi oleh pelatihnya. Saya sadar kalau saya semasa sekolah adalah orang yang lembek. Maka dari itu, saya ingin menantang diri saya sendiri sekaligus mengubah diri saya untuk menjadi seseorang yang memiliki mental dan fisik yang lebih kuat dari sebelumnya.

Syal DK
Begitupun memasuki tahun selanjutnya saya mengikuti kegiatan panitia dan organisasi kampus. Untuk kepanitiaan saya mengikuti kepanitiaan ospek fakultas dengan posisi sebagai Komisi Disiplin, yang tidak jauh dari sebelumnya. Disaat bersamaan saya mendaftar sebagai calon anggota mapala di fakultas saya. Sudah bisa ditebak, kan kegiatan saya apa? Yak! Lagi-lagi latihan fisik dan mental. Kali ini porsinya lebih besar! Sampai akhirnya saya tidak sanggup dan menentukan untuk meneruskan komdis atau mapala, dan saya memilih untuk melanjutkan kegiatan mapala saya. Selain kegiatan fisik dan mental tersebut, saya juga mendaftar anggota di BEM fakultas saya di posisi Media Komunikasi. Saat wawancara, diantara berbagai pertanyaan wawancara, saya paling ingat ditanya proker yang akan saya ajukan apa. Saya bilang kalau saya mau buat program radio fakultas. Tapi, hasilnya saya tidak diterima menjadi anggota BEM. Kemudian, suatu hari saya membaca info di Twitter kalau BEM universitas meluncurkan program radio dan membuka lowongan anggota. Saya mendaftar dan diterima menjadi angkatan pertama. Di sini saya selain menjadi penyiar, juga ada di posisi sebagai music director. Selain itu, saya juga mengikuti kegiatan eksternal seperti acara pertukaran budaya ke Malaysia-Singapura.

Syal mapala dan kartu pres RadioMU

Kegiatan pertukaran budaya di Singapura

Oh iya, dari tahun kedua saya semasa kuliah saya mulai senang-senangnya jalan-jalan juga. Saya selalu menyediakan waktu untuk jalan-jalan. Membagi waktu antara kuliah dan jalan-jalan adalah suatu kewajiban, haha. Mulai dari jalan-jalan keluar kota, menuju gunung, pantai, tebing, dan beberapa destinasi lainnya. Saya bahkan merasa bahwa passion saya disitu. Untuk berjalan-jalanpun biasa saya lakukan sendiri alias solo traveling atau bergabung dengan orang-orang baru yang tidak saya kenal, atau istilahnya mengikuti sharing trip. Nah, karena saya senang berjalan-jalan dan nampak jarang terlihat di kampus, saya dijuluki oleh teman-teman kampus saya sebagai bolang. Bahkan, saya sempat dianugerahi penghargaan sebagai Terbolang saat ulang tahun angkatan! :))

Mulai memasuki tahun akhir, saya masih aktif di organisasi karena masih menjabat di kepengurusan. Awal masuk fase skripsi, judul saya sering ditolakin dengan alasan bahwa judul saya tidak memiliki rumusan masalah. Inilah fase terberat saya selama kuliah. Bolak-balik mengajukan judul selalu ditolakin. Hingga saya stres dan mangkrak dari skripsi. Terus ngapain aja di kosan? Saya isi kegiatan hari-hari saya dengan mengulik fotografi. Di sini saya berkenalan dengan fotografi dan ternyata menyenangkan. Apalagi saat saya punya kamera mirrorless. Saya pun bergabung di komunitas fotografi hingga mengikuti event internasional seperti 24hourproject. Tidak hanya mendapatkan ilmu fotografi, saya juga bertemu dengan teman-teman baru yang saling mendukung satu sama lain. Bahkan, mereka selalu menyemangati saya untuk menyelesaikan skripsi saya. Saya merasa mendapatkan suntikan semangat lagi.

Mulailah saya berjuang lagi untuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Kembali lagi bolak-balik mengajukan judul. Pada akhirnya, dengan kondisi jatuh bangun, judul saya pun diterima dan saya memulai pengerjaan skripsi, berhasil melakukan penelitian ke perpustakaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (MyAmerica Jakarta), hingga akhirnya saya berhasil meraih gelar sarjana. Dinamika kehidupan yang luar biasa semasa hidup saya. Tekanan-tekanan sampai fase stres yang datang saat itu benar-benar tidak terlupakan. Mulai dari judul ditolak, menarik diri dari pertemanan karena saking sebal ditanya kapan lulus, dan lainnya. Tekanan-tekanan itu menyadarkan saya bahwa ia tak hadir untuk menjelek-jelekkan saya tetapi mengubah dan membentuk saya menjadi semakin kuat dan menjadikan saya seperti saya yang sekarang. Masa perjuangan banget!

Saya pun berhasil menuntaskan kewajiban saya di Jatinangor dan telah angkat kaki dari kecamatan tersebut dengan rasa bangga dan siap untuk menghadapi fase kehidupan selanjutnya.

quotefancy.com

0 comments:

Post a Comment